Suhu trafo tipe kering tidak boleh melebihi berapa derajat?

Secara umum, suhu yang diizinkan olehkeringtipe transformatorberkaitan dengan tingkat ketahanan panas dari bahan isolasi yang digunakan. Biasanya jika trafo tipe Kering menggunakan bahan isolasi kelas F dan H maka kenaikan suhu yang diijinkan kelas F adalah 100K dan suhu maksimum yang diijinkan adalah 155 °C, dan kenaikan suhu yang diijinkan kelas H adalah 125K dan suhu maksimum yang diijinkan adalah 180 °C.

Tingkat ketahanan panas dari sistem insulasi merupakan faktor penentu suhu maksimum yang diijinkan transformator

Bahan isolasi yang digunakan dalam sistem isolasi peralatan listrik terutama meliputi kelas A, kelas E, kelas B, kelas F, kelas H, kelas C dan tingkat lainnya, dan tingkat ketahanan panas utama berbeda-beda sebagai berikut:

Bila bahan insulasi kelas A digunakan, kenaikan suhu maksimum harus kurang dari 60K ketika batas suhu pengoperasian adalah 105 ° C;

Ketika bahan insulasi kelas E digunakan, kenaikan suhu maksimum harus kurang dari 75K ketika batas suhu kerja adalah 120℃;

Ketika bahan insulasi kelas B digunakan, kenaikan suhu maksimum harus kurang dari 80K ketika batas suhu kerja adalah 130℃;

Bila bahan insulasi kelas F digunakan, kenaikan suhu maksimum harus kurang dari 100K ketika batas suhu kerja adalah 155 ° C;

Ketika bahan insulasi kelas H digunakan, kenaikan suhu maksimum harus kurang dari 125K ketika batas suhu kerja adalah 180℃;

Bila bahan insulasi kelas C digunakan, kenaikan suhu maksimum harus kurang dari 150K ketika batas suhu pengoperasian adalah 220 °C.

Karena insulasi kumparan trafo tipe kering biasanya merupakan bahan insulasi kelas F dan H, maka temperatur normal absolut maksimum tidak boleh melebihi 155 ° C dan 180 ° C. Jika temperatur belitan trafo tipe kering terlalu tinggi maka akan terjadi menyebabkan penuaan insulasinya semakin cepat, yang akan mempengaruhi masa pakai atau korsleting, kebakaran, dan gangguan lainnya, jadi dari sudut pandang suhu titik panas saja, semakin rendah suhu pengoperasian transformator, semakin baik, agar untuk mencegah suhu pengoperasian yang tidak normal, perlunya pemeriksaan atau pemantauan yang ketat dalam penggunaan.

Apresiasi suhu belitan merupakan indeks penting untuk menilai apakah suhu transformator terlalu tinggi

Faktanya, suhu lingkungan pengoperasian trafo tipe Kering berubah sepanjang tahun, sehingga dalam kasus beban yang sama, suhu absolut di musim panas seringkali lebih tinggi, dan suhu absolut di musim dingin seringkali lebih rendah, sehingga manajemen, pada di satu sisi, harus memperhatikan apakah nilai suhu absolut tertinggi dari belitannya melebihi standar (terutama di musim panas), di sisi lain, penting juga untuk memperhatikan indikator suhu penting lainnya, yaitu apakah suhunya kenaikan tidak normal.

Dari batas kenaikan suhu maksimum trafo tipe kering, kenaikan suhu tidak boleh melebihi 100K bila menggunakan bahan insulasi kelas F, dan kenaikan suhu tidak boleh melebihi 125K bila menggunakan bahan insulasi kelas H. Untuk transformator tipe kering tertentu, nilai spesifik yang relevan dari kenaikan suhu pengenal dapat ditemukan, yang terkait dengan suhu sekitar. Kenaikan suhu pengenal mengacu pada perbedaan antara suhu bagian tertentu dan suhu media pendingin eksternal (suhu udara pendingin atau suhu air pendingin) ketika transformator bekerja di bawah beban pengenal, dalam K. Misalnya, Kering tipe transformator kenaikan suhu pengenal 90 ° C, di bawah beban pengenal dan suhu lingkungan 40 ° C (musim panas), suhu maksimumnya adalah 130 ° C (90 ° C +40 ° C); Jika suhu lingkungan rendah (di musim dingin), misalnya 10 °C, maka suhu maksimum transformator adalah 100 °C (90 °C +10 °C). Ketika kenaikan suhu terlalu tinggi, sistem pendingin perlu dihidupkan untuk pendinginan, atau melakukan manajemen pengurangan beban yang sesuai. Ketika terjadi kenaikan suhu abnormal yang terus menerus, penyebab kenaikan suhu abnormal harus diselidiki dan pengobatan yang sesuai harus dilakukan.